<

Kalimat Langsung dan Tidak Langsung: Pengertian, Ciri, dan Contohnya

[ad_1]

Kalimat Langsung dan Kalimat Tidak Langsung

Artikel ini membahas pengertian, ciri, dan jenis kalimat langsung dan kalimat tidak langsung beserta contohnya.

Sadar atau tidak dalam sebuah teks atau tulisan biasanya mengandung kalimat langsung dan kalimat tidak langsung. Apalagi, bagi kamu yang menyukai tulisan fiksi, seperti dongeng, cerpen, atau novel, pasti sudah nggak asing lagi dengan jenis kalimat ini. Kalimat langsung dan tidak langsung pada tulisan fiksi biasa digunakan untuk menggambarkan karakter atau tokoh yang sedang berdialog.

Tentunya, kalimat langsung dan tidak langsung memiliki ciri-ciri kaidah penulisannya masing-masing. Nah, untuk tahu perbedaan lainnya, simak artikel ini sampai selesai, ya.

 

Pengertian Kalimat Langsung

Hmm, jadi sebenarnya kalimat langsung itu apa sih

Kalimat langsung merupakan salah satu jenis kalimat yang berasal dari ungkapan atau pernyataan dari ucapan seseorang tanpa adanya perantara dan tanpa merubah apa yang ia utarakan. Jadi, kalimat yang diungkapkan tersebut disampaikan sama persis tanpa penambahan atau pengurangan kata sedikitpun. Pada sebuah teks, kalimat langsung ini ditandai dengan pemakaian tanda petik (“…”).

“Dewi Lestari mengaku bahwa novel Perahu Kertas terinspirasi dari puisi ‘Perahu Kertas’ karya Sapardi Djoko Damono.”

Kalimat langsung ini digunakan untuk menyampaikan berbagai kejadian atau permasalahan dengan bahasa yang langsung. Tentunya, informasi yang diberikan merupakan asli dan sesuai dengan yang diperoleh dari narasumber. Biasanya, intonasi atau nada yang digunakan juga sama dengan yang dilakukan oleh sumber informasi disertai dengan tanda kutip berupa kalimat tanya, kalimat berita, atau kalimat perintah. Sementara bagian kutipan dalam kalimat tidak langsung semuanya berupa kalimat berita.

 

Ciri-Ciri dan Tata Cara Penulisan Kalimat Langsung

Agar kamu bisa membedakannya dengan jenis kalimat lain, ini dia ciri-ciri dari kalimat langsung:

1. Penulisan kalimat ditandai dengan tanda baca petik dua (“…”) di awal dan akhir kalimat.

Contoh: 

  • Wulan bertanya, “Kapan kita pulang?”
  • Bapak itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
  • “Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
  • “Besok siang,” katanya, “mereka akan berangkat.”

2. Huruf pertama dalam kalimat langsung menggunakan huruf kapital.

Contoh:

  • “Riana akan pulang nanti sore,” Desti memberi kabar.
  • Adriana berkata, “Aku mungkin tidak akan pulang hari ini. Besok aku beri kabar lagi.”

Eits tunggu, tetapi jika dalam satu kalimat terdapat dua atau lebih kalimat petikan, maka huruf pertama yang ditulis kapital hanya pada kalimat petikan pertama saja, ya! Untuk kalimat petikan kedua, huruf pertamanya ditulis dengan huruf kecil, terkecuali bila kata pertamanya merupakan nama seseorang atau sebuah sapaan. Contoh:

  • “Ayo cepat!” teriak Nova, “nanti angkotnya keburu lewat.” 
  • “Ketemu!” teriak Sunan dari bawah, “Cincinnya sudah ketemu!” 

3. Akhiri petikan kalimat langsung yang terletak di depan label dialog (dialog tag) dengan tanda koma, tanda tanya, atau tanda seru.

Contoh:

  • “Ayah pulang,” kata Agam.
  • “Ayah pulang?” tanya Agam.
  • “Ayah pulang!” seru Agam.

Nah, bagaimana jika petikan kalimat langsung berada di belakang label dialog? Betul, sisipkan koma sebelum petikan itu dan letakkan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru sebelum tanda petik penutup. Contoh:

  • Agam berkata, “Ayah pulang.”
  • Agam bertanya, “Ayah pulang?”
  • Agam berseru, “Ayah pulang!”

contoh dialog tag

Oh iya, ketika petikan kalimat langsung sudah diakhiri tanda tanya atau tanda seru, kamu tidak perlu menambahkan tanda titik lagi setelah tanda titik penutup. Contoh:

  • Agam bertanya, “Ayah pulang?”. 
  • Agam berseru, “Ayah pulang!”.

4. Kalimat langsung yang menggunakan petikan dipisahkan dengan kalimat pengiringnya menggunakan tanda baca koma (,) di antara kalimat pengiring dan kalimat petikan.

Contoh: 

1. Pola “kalimat kutipan”, kalimat pengiring, “kalimat kutipan”.

 

“Tadi saya melihat Hizkia lari,” kata Shella, “raut mukanya terlihat seperti habis menangis”

 

2. Pola “kalimat kutipan”, kalimat pengiring.

 

“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.

 

3. Kalimat pengiring, “kalimat kutipan”.

 

Ayah mengatakan, “Anak-anak, hari Minggu besok kita akan pergi berlibur.”

 

5. Pada kalimat langsung yang berbentuk dialog yang berurutan, bagian depan kalimat kutipannya menggunakan tanda baca titik dua (:). Tanda baca ini berfungsi untuk memisahkan antara pihak yang bertutur dengan kalimat kutipannya.

Contoh:

Dina: “Riffa, kamu tahu nggak Egi di mana?”

Riffa: “Egi tidak masuk hari ini.”

Dina: “Loh, kenapa?”

Riffa: “Dia sakit, nih surat dokternya.”

Penggunaan Spasi Pada Tanda Baca

 

6. Pada bagian kutipan kalimat langsung dibaca menggunakan penekanan pada intonasinya.

Seperti yang kamu ketahui sebelumnya, kalimat langsung terdiri kalimat pengiring dan kalimat kutipan. Nah, intonasi pada bagian kalimat kutipan lebih tinggi daripada kutipan pengiring. Misalnya pada kalimat: Ibu berteriak, “Cepat pulang!”. Frasa “Cepat pulang!” dibaca menggunakan nada yang lebih tinggi. Hal ini berfungsi agar pendengar mengingat bahwa pokok utama yang ingin disampaikan pada kalimat langsung terdapat pada kalimat kutipan. 

 

Contoh Kalimat Langsung

  1. Paman berkata, “Antarkan surat ini ke kantor pos!”
  2. “Ayo anak-anak, berbaris dengan rapi, ya,” ucap Pak Guru. 
  3. “Dek, dipanggil Ibu,” kata Adel, “disuruh beli makanan.”
  4. Kakak berkata, “Adek harus rajin belajar supaya pintar ya.”
  5. Kata Rama, ”Tolong bantu aku angkat meja ini ke depan sana.”
  6. “Bibi baru saja berangkat ke Pontianak,” ujar Fela.
  7. “Kapan kamu akan pulang dari Jakarta?” tanya ayah kepada Erlene.
  8. “Ayo, bersiap-siap!” ujar Ibu, “kita akan segera berangkat ke Monas.”
  9. “Kapan buku puisiku akan kau kembalikan?” tanya Rangga kepada Cinta.
  10. Bu Eka berkata, “Anak-anak, jangan lupa kumpulkan tugas Matematika besok pagi di ruang guru!”
  11. Citra mengatakan, “Kak, ayo kita berangkat sekarang!”
  12. “Di mana kamu membeli sepatu ini?” tanya Wisnu kepada Rahmat.
  13. “Tolong kecilkan volume televisi itu!” pinta Ismi.
  14. Apa yang kamu lakukan untuk mengisi waktu luang?” tanya Naila.
  15. “Dimana nenek tinggal?.” tanya Heri.

Oke deh, sampai sini paham ya pengertian, ciri, dan contoh kalimat langsung. Selanjutnya, kita akan membahas kalimat tidak langsung. Hayoo, apakah sudah ada yang tahu kira-kira bagaimana bentuk dari kalimat tidak langsung? Kalau belum gapapa kok, yuk kita cari tahu sama-sama! 

 

Kalimat Tidak Langsung

Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang digunakan untuk menyampaikan atau melaporkan kembali ucapan yang pernah disampaikan seseorang tanpa mengutip keseluruhan kalimatnya. Sesuai seperti namanya, tidak langsung, kalimat ini tidak menyampaikan secara langsung apa yang diinformasikan.

Bentuk kutipan dalam kalimat tidak langsung berupa kalimat berita. Nah, jika disimpulkan kalimat tidak langsung termasuk jenis kalimat berita yang berisi suatu kejadian atau peristiwa dari sumber lain, lalu diubah susunanya oleh penutur.

 

Ciri-ciri dan Tata Cara Penulisan Kalimat Tidak Langsung

Kalimat tidak langsung juga memiliki ciri-ciri yang membuat jenis kalimat ini berbeda dengan kalimat lain, ada yang tahu apa saja?

 

1. Tidak menggunakan tanda baca petik dua (:) karena termasuk kalimat berita.

Seperti yang sudah kamu baca sebelumnya, kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang berisi perkataan seseorang kemudian disampaikan ulang. Maka, kalimat yang dihasilkan berbentuk kalimat berita asalnya berupa pertanyaan maupun perintah. Contoh:

  • Zaky pernah melihat Azyumar mengatakan bahwa dia ingin pergi dari rumahnya
  • Gusti tadi bertannya tentang letak perpustakaan di sekolah ini. 

2. Adanya perubahan kata ganti orang pada bagian kalimat yang dikutip.

 

1. Kata ganti orang pertama menjadi kata ganti orang ketiga.

  • Saya diganti menjadi dia atau nama orang ketiga
  • Aku diganti menjadi dia tau nama orang ketiga
  • Kami diganti menjadi mereka atau nama orang ketiga

2. Kata ganti orang kedua menjadi orang pertama.

  • Kamu diganti menjadi saya.

3. Kata ganti orang kedua jamak ‘kita’ atau ‘kalian; diubah menjadi ‘kami’ atau ‘mereka’, tergantung pada konteks kalimat yang dibuat.

  • Kalian diganti menjadi kami.
  • Kita diganti menjadi kami.

4. Menggunakan kata penghubung atau konjungsi.

 

Kata penghubung yang digunakan dalam kalimat tidak langsung misalnya bahwa, supaya, sebab, agar, untuk, tentang dan kata hubung yang lainnya. Contoh kalimat:

  • Jaksa itu menyatakan bahwa Jessica bertanggung jawab atas kematian Mirna karena membubuhkan racun ke dalam kopi Mirna.
  • Pak Banyu menyuruh kita supaya mengerjakan soal yang di papan tulis lalu dikumpulkan ke mejanya saat jam istirahat.
  • Azzahra mengatakan bahwa ia bosan setiap hari selalu menonton acara yang sama

5. Intonasi yang digunakan datar dan terkesan menurun pada bagian akhir kalimat.

Nah, karena kalimat tidak langsung termasuk ke dalam kalimat berita, maka kalimat ini dibaca dengan intonasi membaca kalimat berita biasa. Hal ini karena semua bagian kalimat berita dianggap memiliki kesetaraan, jadi tidak ada frasa yang harus diucapkan lebih tegas. 

 

Contoh Kalimat Tidak Langsung

  1. Hana mengatakan bahwa kakak dipanggil ibu untuk menyuruhnya membeli makanan kucing.
  2. Ayah menyuruhku untuk mengantarkan surat ini ke kantor pos. 
  3. Bu Guru menyuruh anak-anak untuk berbaris dengan rapi. 
  4. Dokter berkata kepadaku bahwa kakek harus banyak istirahat.
  5. Rina mengatakan bahwa hari ini ia tidak akan ikut ulangan.
  6. Bibi berkata bahwa dia akan pulang terlambat.
  7. Tadi sore Fadil mengatakan bahwa dia tidak akan ikut bermain basket.
  8. Mereka selalu bertanya padaku kapan aku akan menikah.
  9. Dita mengatakan bahwa adiknya juara satu badminton di desanya.
  10. Hari ini Cikarang diguyur hujan dari pagi hingga malam. 
  11. Vaksin Covid-19 tidak membuat Anda kebal. 
  12. Eka Berangkat ke kantor naik sepeda.
  13. Lisa meminta ku untuk datang ke rumahnya di Bekasi.
  14. Adik berkata pada Ibu supaya minta dibelikan sepeda baru.
  15. Fitri mengatakan padaku tidak berangkat les renang sore nanti, sebab dia sedang tidak enak badan.

Sekarang kamu sudah tahu perbedaan kalimat langsung dan tidak langsung dilihat dari pengertian, ciri, dan contohnya, kan? Ingin belajar tentang kalimat yang lainnya? Ayo gabung di ruangbelajar! Ada video animasi pembelajaran yang menarik dan juga kumpulan soal untuk mengasah kemampuan belajarmu.

ruangbelajar

Referensi:

Tanda Petik (“…”) – PUEBI Daring (ivanlanin.github.io) (Diakses pada: 09 Juli 2022)   

Yudhistira, 2020. Petik Satu, Petik Dua. Narabahasa. [Daring] Tautan: https://narabahasa.id/linguistik-umum/ejaan/petik-satu-petik-dua (Diakses pada: 09 Juli 2022)     

Sumber Gambar:

Twitter Ivan Lanin. Tautan: https://twitter.com/ivanlanin/status/1067202511566647296  (Diakses pada: 09 Juli 2022)



[ad_2]

<

About mukhlis.net

blogging and sharing

Leave a Reply

Your email address will not be published.